Foto: Asisten III Setkab Berau Maulidiyah. 

TANJUNG REDEB- Bupati hadiri rapat Paripurna DPRD Berau Penyampaian Pendapat Akhir Fraksi-Fraksi DPRD Berau Terhadap Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2022, Selasa (25/7/2023)

Dalam penyampaiannya di rapat Paripurna tersebut, pendapatan dan realisasi APBD 2022. Termasuk Silpa APBD 2022 yang cukup besar dan menjadi atensi dari beberapa anggota DPRD Berau.

Bupati Berau Sri Juniarsih menjelaskan, secara umum sebagaimana yang telah disampaikan pada Rapat Paripurna DPRD pada tanggal 27 Juni 2023 lalu, bahwa Anggaran Pendapatan Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp 2.855.997.021.850,00, realisasinya mencapai Rp 3.169.396.847.335,90, atau 110,97%.

Sehingga lanjut dia, terdapat lebih target pendapatan dari sebesar Rp 313.399.825.485.90, kelebihan target penerimaan tersebut disebabkan oleh penerimaan dana transfer dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Sedangkan untuk anggaran belanja tahun anggaran 2022, sebesar Rp 3.395.928.000.000.00,” ujarnya.

Sedangkan, realisasi belanja sebesar Rp2.906.895.452.391,91 atau 85,60 persen. Sehingga terdapat sisa anggaran belanja sebesar Rp489.032.547.608,09 yang kemudian ditambah dengan dana transfer dari pemerintah pusat senilai Rp 313.399.825.485.90 di APBD Perubahan, yang tidak sempat direalisasikan.

Adapun sisa anggaran belanja itu dikarenakan efesiensi belanja pada setiap SKPD, termasuk belanja yang bersumber dari BLUD. Kegiatan yang bersumber dari dana DBH DR, yang sampai saat ini masih ada di Kas Daerah Pemerintah Kabupaten Berau.

“Ada juga belanja pembangunan RSUD tahun 2022 yang belum direalisasikan pembayarannya, dan akan direalisasikan di tahun 2023 ini,” terangnya.

Asisten III Setkab Berau, Maulidiyah menambahkan, adanya dana transfer yang cukup besar diperubahan 2022 itu, membuat kenaikan angka Silpa. Adapun alasan tidak terserapnya dana transfer itu, disebabkan turunnya dana tersebut di APBD Perubahan atau satu bulan sebelum tahun 2022 berakhir.

“Ini kan singkat sekali waktunya hanya sisa 1 bulan saja lagi. Tidak mungkin bisa dilaksanakan maksimal. Kondisi inilah yang turut menjadi penyumbang Silpa. Memang Silpa Rp 800 milisr lebih ini disebabkan banyak indikatornya,” pungkasnya. (*)

Reporter: Hendra Irawan