Foto: Direktur RSUD Abdul Rivai dr Jusram.

TANJUNG REDEB – Kebutuhan ruang perawatan baru semakin diseriusi manajemen RSUD Abdul Rivai. Pada tahun ini, bakal dibangun bangunan dua lantai menggunakan anggaran sekitar Rp 50 miliar yang berasal dari APBD Berau 2023.

Ditemui awak media, Direktur RSUD Abdul Rivai dr Jusram, membeberkan rencana kerja pembangunan gedung yang menggusur perumahan dokter sebelumnya. Saat ini lahan tersebut yang berada di Jalan Pulau Panjang, telah matang dan siap untuk diberi bangunan baru.

Groundbreaking alias peletakan batu pertama, bakal dilakukan pada 15 Juli 2023 mendatang. Menandakan proyek puluhan miliar itu di mulai.

“Mulainya 15 Juli nanti,” kata Jusram.

Lebih rinci dia menerangkan, dalam tahap pertama pembangunan pondasi disiapkan anggaran senilai Rp 15 miliar. Kemudian untuk bangunan dua lantai digelontorkan anggaran senilai Rp 35 miliar.

Jusram menjelaskan, pada tahun ini akan dibangun dua lantai dahulu. Empat lantai selanjutnya bakal dibangun pada penganggaran tahun depan.

Dia menerangkan, nantinya di gedung baru tersebut bakal digunakan untuk ruangan operasi, ruang Unit Gawat Darurat (UGD), ruang Intensive Care Unit (ICU) dan satu ruang operasi.

“Jadi tahap pertama ini nanti UGD, ICU dan ruang operasi,” katanya.

Lebih detil, dia menerangkan bila ruang ICU bakal ditambah menjadi 20 bed. Kemudian penambahan ruang operasi sebanyak 1 ruangan. Sehingga total ruang operasi di RSUD Abdul Rivai nantinya, 5 ruangan.

“Sementara sesuai dengan standar akreditasi rumah sakit menjadi 10 tempat tidur di ruang bagian dalam dan 10 di luar,” beber dia.

Sementara itu, menjelaskan nasib para dokter spesialis yang kehilangan tempat tinggal. Pihak manajemen memberikan tunjangan tempat tinggal, dengan subsidi senilai Rp 50 juta pertahun untuk tempat tinggal baru.

Ia menerangkan, dikorbankannya rumah dinas dokter tersebut dianggap lebih mudah lantaran lokasi itu merupakan aset yang dimiliki oleh RSUD Abdul Rivai. Sehingga tidak membuang banyak anggaran untuk pembebasan lahan baru.

“Karena lahannya merupakan milik sendiri dan lebih mudah dari pada membeli lahan atau pembebasan lahan,” sebut dia. (*/adv)

Reporter: Sulaiman