Foto: Ketua KONI Berau La Ode Ilyas.

TANJUNG REDEB- Ketua KONI Berau, La Ode Ilyas menyebut banyak atlet kesulitan mengikuti seleksi Pra PON, karena anggaran belum dicairkan Pemkab Berau.

Apalagi, jika periode sebelumnya anggaran yang biasa dikelola KONI mencapai Rp 4 miliar. Saat ini hanya Rp 1 Miliar yang dikelola KONI Berau, sementara Rp 3 miliar sisanya dikelola Dispora untuk pembinaan cabor.

Ironisnya, hingga awal Juli 2023 ini, semua anggaran itu belum ada yang cair. Al hasil, tidak sedikit pengcab yang datang ke KONI mengeluhkan atletnya kesulitan mengikuti berbagai event, khususnya seleksi Pra PON.

“Contohnya muay thai, jelas tidak bisa berangkat. Kemudian Tinju, setelah saya biayai di Kejurprov, sekarang saya tidak mampu lagi membiayai tes Pra PONnya. Begitu juga korfball,” katanya, Rabu (5/7/2023)

Hal ini yang disayangkannya, padahal hampir semua cabor di Berau meraih juara umum. Banyak atlet berprestasi yang mendapat undangan Pra PON sebagai calon atlet Kaltim di PON 2024 mendatang, sulit untuk datang karena persoalan anggaran.

Dulu, jika anggarannya masuk di KONI ada namanya dana penunjang prestasi atau dana event. Keperluan atlet mengikuti Kejurprov ataupun seleksi daerah bisa disisihkan dari dana itu. Tapi, kalau sekarang tidak ada. Maka untuk menalanginnya, dikembalikan kepada cabornya masing masing.

“Sukur-sukur cabornya ada anggaran. Bagaimana kalau tidak ada. ujungnya, kinerja KONI yang disalahkan. Padahal, ini kesempatan bagi atlet kita berprestasi lebih tinggi lagi,” katanya.

Dirinya membandingkan, saat anggaran dana hibah seluruhnya dikelola KONI Berau, yang mana pencairannya selalu dilakukan setiap April.

Dengan perubahan skema penganggaran tersebut, La Ode mengaku, sejak terpilih sebagai Ketua KONI Berau pada Maret lalu, dirinya sudah mengejar pencairan anggaran tersebut. Paling tidak anggaran Rp 1 miliar untuk operasional KONI Berau.

Anggaran itu, digunakan untuk mendukung agar kegiatan KONI tetap berjalan. Serta, gaji atau honor staff KONI di sana. Belum lagi biaya listrik, WIFI, dan biaya lainnya.

“Karena kalau ini tidak cair, maka kegiatan maupun program tidak berjalan maksimal. Dan sampai sekarang, dana itu juga belum cair,” katanya.

Sebenarnya, dirinya mengaku sudah ada pembahasan dengan Dispora mengenai anggaran itu. Namun, berjalan buntu. Akhirnya, pihaknya menemui Pj Sekda Berau, Agus Wahyudi.

Dalam penyampaiannya, ada kemungkinan anggaran pembinaan olahraga yang dikelola Dispora itu akan dikembalikan lagi ke KONI. Yang jadi persoalan kemudian, jika anggaran itu keluar di APBD perubahan, maka dipastikan La Ode, dana itu tidak akan diambil.

“Kami pastikan ini tidak diambil. Karena nanti akan resiko di KONI, keluarnya diperubahan itu pasti akan lama. Jika di November dan Desember keluarnya, maka itu akan jadi temuan,” terangnya.

Sementara, jika anggarannya keluar di bulan Agustus atau September, masih bisa dikelola.

“Namun, jika di akhir tahun, pasti akan jdi boomerang bagi kami seluruh pengurus KONI,” pungkasnya. (*/)

Reporter: Hendra Irawan