TANJUNG REDEB – Kisah kafe Ruang Sapta di Berau yang mengangkat cita rasa cokelat lokal.

Di tengah berkembangnya tren kafe modern yang menjamur di berbagai daerah, satu nama yang berhasil mencuri perhatian para penikmat kopi dan pencinta cokelat di Berau adalah Ruang Sapta.

Terletak strategis di wilayah Tanjung Redeb, kafe ini bukan sekadar tempat untuk bersantai dan menikmati minuman, tetapi juga menjadi simbol dari komitmen untuk mengangkat potensi lokal, terutama melalui penggunaan cokelat asli Berau dari produsen lokal yakni, Berau Cocoa.

Mengusung Cita Rasa Lokal dengan Sentuhan Modern

Ruang Sapta mengusung konsep minimalis modern dengan nuansa hangat dan nyaman, menjadikannya destinasi favorit berbagai kalangan, dari pelajar, pekerja, hingga wisatawan yang ingin merasakan atmosfer kafe yang berbeda di Berau.

Namun, bukan hanya desain interior atau pilihan menunya yang menjadi daya tarik utama. Apa yang benar-benar membedakan Ruang Sapta dari kafe lainnya adalah komitmen mereka untuk menggunakan bahan baku lokal, terutama dalam sajian minuman cokelat.

Pemilik kafe Ruang Sapta, Grimaldi Anugrah
Pemilik kafe Ruang Sapta, Grimaldi Anugrah (Nadya Zahira/BT)

Pemilik Kafe Ruang Sapta, Grimaldi Anugrah menyampaikan, awal mula pihaknya tertarik menggunakan cokelat asli Berau untuk minuman di kafenya karena rasanya yang autentik, di mana tak hanya enak melainkan juga memberikan sensasi asam.

“Jadi pada awalnya kami berusaha bagaimana Ruang Sapta ini bisa dekat dengan masyarakat lokal disini. Pas kita riset, ternyata Berau menghasilkan kakao yang cukup baik. Terlebih rasanya sama dengan coklat mahal lainnya,” kata Grimaldi Anugrah kepada Berauterkini.co.id, Rabu (20/8/2025).
 
Untuk itu, sejak berdirinya ruang sapta dari September 2023, mereka telah menggunakan produk coklat lokal untuk kebutuhan menu minumannya.

“Pertama berdiri, signature kita ada dua, yaitu adalah kopi nono sama dulu namanya coklat sanggam. Dua signature inilah yang mengawali perjalanan Ruang Sapta. Dan ternyata banyak yang suka dengan coklat sanggap yang bahan coklatnya asli dari lokal,” kata dia.

Lebih lanjut, Grimaldi Anugrah menuturkan bahwa cokelat lokal tersebut mereka beli dari Berau Cocoa. Di mana setiap harinya Ruang Sapta bisa membeli hingga 5-7 kilogram per hari.

Asal tahu saja, Berau Cocoa adalah salah satu produsen cokelat lokal yang berkembang pesat di wilayah Berau. Mengolah biji kakao pilihan dari petani lokal, Berau Cocoa dikenal menghasilkan bubuk dan pasta cokelat berkualitas tinggi dengan cita rasa khas yang tak kalah dari produk cokelat luar negeri.

Produk ini tidak hanya menggambarkan potensi pertanian lokal, tetapi juga mencerminkan kerja keras dan dedikasi petani kakao di Berau.

Tetap Setia Meski Harga Naik

Namun, memilih menggunakan produk lokal bukan tanpa tantangan. Dalam beberapa tahun terakhir, harga cokelat di Berau mengalami kenaikan yang cukup signifikan, dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari perubahan iklim, biaya produksi yang meningkat, hingga fluktuasi permintaan pasar.

Meski demikian, Grimaldi Anugrah sebagai pemilik Ruang Sapta menyatakan bahwa ia tetap teguh menggunakan cokelat asli Berau, meskipun ada pilihan untuk beralih ke produk luar yang harganya lebih stabil dan kadang lebih murah.

“Memang harga cokelat lokal naik ini harganya setiap tahun. Awal mula kami beli di 2023 itu Rp 1 kilogram bubuk coklatnya capai Rp 70.000. Sedangkan pada tahun ini, harga cokelat tersebt cpai Rp 140.000 per kg.

“Tapi meski harganya naik, bagi saya, ini bukan sekadar soal untung rugi. Ini soal komitmen pada kualitas dan pada komunitas lokal. Saya percaya bahwa dengan terus menggunakan cokelat asli Berau, saya juga ikut mendukung para petani kakao dan menjaga rantai ekonomi lokal tetap hidup,” tuturnya dengan tegas.

Respon Positif dari Konsumen

Komitmen Ruang Sapta terhadap cokelat lokal ternyata mendapat respon positif dari masyarakat. Banyak pelanggan yang mengaku lebih menghargai minuman yang mereka konsumsi setelah mengetahui bahwa bahan dasarnya berasal dari petani kakao di daerah mereka sendiri.

Ke depan, Grimaldi Anugrah berharap lebih banyak pelaku usaha kuliner di Berau dan sekitarnya ikut mendukung penggunaan produk lokal. Ia percaya bahwa dengan membangun ekosistem yang saling mendukung antara petani, produsen, dan pelaku usaha, maka produk lokal seperti cokelat Berau bisa bersaing bahkan di kancah nasional.

“Cita rasa khas Indonesia itu luar biasa. Kita punya semua potensi, tinggal bagaimana kita mau mengangkatnya atau tidak. Saya memilih untuk terus percaya dan bertahan dengan produk kita sendiri,” pungkasnya.

Suasana kafe Ruang Sapta
Suasana kafe Ruang Sapta (Nadya Zahira/BT)

Tak hanya itu, ia mengatakan bahwa Ruang Sapta juga berencana ke depannya untuk membantu para petani kakao di Berau, salah satunya dengan memberikan dukungan insentif berupa pupuk hingga pelatihan agar mereka tetap semangat dalam merawat tanaman kakao.

“Ruang Sapta juga mempunyai doa yang di wujudkan dalam tagline besar yaitu, “Berau untuk Nusantara” semoga ini banyak di doakan dan diaminkan oleh seluruh warga Berau,” tutupnya.

Adapun bagi kalian yang tertarik untuk mengunjungi dan mencicipi langsung minuman coklat khas Berau, Ruang Sapta berlokasi di Jalan Dr. Murjani I, Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur.