Foto: Kantor PLN UP3 Berau
TANJUNG REDEB – Wakil Bupati Berau Gamalis, memberikan atensi ke proses adendum antara PT PLN UP3 Berau dengan PT Indo Pusaka Berau (IPB) yang urung berbuah kesepakatan.
Ia menyatakan, kesepakatan antara perusahaan plat merah dan PT PLN UP3 Berau belum menemukan titik terang lantaran negosiasi harga berjalan alot.
Sehingga, sebagai pemerintah daerah dia mendorong pihak PT PLN jangan terlalu lama menentukan kesepakatan harga beli daya ke PT IPB.
“PLN itu harus menerima harga yang ditawarkan PT IPB ini,” ujar Gamalis, ditemui Berau Terkini pada Selasa (23/5/2023) siang tadi.
Kali ini ia menaruh iba terhadap perusahaan yang 49 persen sahamnya dimiliki pemerintah itu.
Dengan penawaran harga baru yang diberikan ke PT PLN, sebagi upaya PT IPB menjaga keberlangsungan perusahaan.
Kenaikan itu dianggap wajar lantaran PLTU Lati sudah tidak lagi membeli batu bara PT Berau Coal dengan status PLTU mulut tambang. Sehingga harus membeli batu bara dengan harga normal.
“Jadi PLN naikkan lah harga belinya, jadi paling tidak bekerjasama dalam menyepakati harga yang memang seharusnya naik,” ujar dia.
Kami berharap juga PT PLN (Persero) untuk dapat mengabulkan usulan yang diberikan oleh perusahaan milik pemerintah dan juga sebagian milik anak usaha PLN itu.
Sebab, ia menilai bila kesepakatan itu muncul sesuai harapan. 10 MW yang dimiliki PLTU Lati dapat didistribusikan sepenuhnya ke PT PLN UP3 Berau.
“Jadi tidak perlu IPB ini melulu untung, tapi minimal operasi nanya bisa dipenuhi atau balik modal,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur PT IPB Najemuddin menyatakan proses adendum masih berlangsung. Dinilai lama, lantaran proses pengadaan listrik masih dinegosiasi.
“Kami masih proses negosiasi ini, berakhir nanti 31 Mei 2023,” kata Najemuddin.
Ihwal pemadaman yang telah berlangsung beberapa waktu belakangan ini, diakui Najemuddin merupakan akibat dari derating dari Boiler 3 PLTU Lati.
Hanya saja, hal tersebut baru terjadi dalam tiga hari belakangan ini. Dengan koordinasi tanpa putus dengan pihak PT PLN UP3 Berau. Tapi tidak melulu akar masalah ada di PLTU Lati. Tapi juga sebagian dari suplai daya dari PLTU Berau yang juga menurun.
Hal itu disebabkan kerusakan di PLTU Berau. Yang mengakibatkan pemadaman yang berlangsung selama beberapa pekan belakangan ini.
“Kami sudah intens komunikasi. Memang ada kerusakan di mesin kami,” terang dia.
“Karena memang PLTU Berau juga kan ada masalah itu satu unit. Jadi tidak melulu kekurangan support daya dari PLTU Lati,” sambungnya.
Kondisi tersebut diluar prediksi perusahaan. Mulanya, skema PLTU Lati melakukan perbaikan setelah PLTU Berau melakukan perbaikan. Ternyata, dua mesin pemasok listrik ke warga Bumi Batiwakkal tersebut terjadi kerusakan secara bersamaan.
“Makanya kemarin itu terjadi defisit daya,” beber dia. (*)
Reporter: Sulaiman