TANJUNG REDEB – Jasa penyewaan kebaya di Berau Kaltim kebanjiran pesanan saat momen HUT RI, omzet naik 60 persen.
Salah satu toko penyewaan kebaya di Berau, TN Rent Store mengalami peningkatan omzet hingga 60 persen berkat adanya perayaan HUT RI ke-80.
Pemilik Toko TN Rent Store, Tarisya Novatania menyampaikan bahwa sejak menjelang HUT RI hingga hari kemerdekaan 17 Agustus kemarin, omzet perusahaan mencapai hingga Rp 8 juta atau naik 60 persen dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
Tarisya menerangkan bahwa lonjakan tersebut dipicu oleh tingginya antusiasme masyarakat dalam mengikuti berbagai kegiatan peringatan 17 Agustus 2025, mulai dari upacara hingga lomba dan pawai budaya.
“Memang ada peningkatan kira-kira hingga 60 persen omzetnya dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Dan untuk yang menyewa itu totalnya sekitar 40, mulai dari kebaya sekitar 10 orang, dan sisanya menyewa baju adat Jawa dan Bali,” jelasnya saat ditemui Berauterkini.co.id, Senin (18/8/2025).

Dia mengatakan bahwa penyewa kebaya di TN Rent Store dari berbagai kalangan usia. Mulai dari anak TK, remaja, hingga dewasa.
Selain itu, mayoritas penyewanya adalah para pekerja atau Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diwajibkan menggunakan kebaya saat upacara HUT RI ke-80.
Lebih lanjut, Tarisya menuturkan bahwa di hari biasa, omzet perusahaan hanya mampu mencapai sekitar Rp 3.000.000 – Rp 3.800.000 dalam sebulan.
Pasalnya, yang menyewa kebaya hanya beberapa orang saja, untuk kebutuhan lamaran, wisuda, atau foto pre-wedding.
“Kalau di hari nasional seperti 17 Agustus ini pasti sangat banyak yang nyewa, sehingga omzet juga ikutan melonjak. Apalagi hari ini banyak yang sewa untuk pawai di Gunung Tabur,” kata di.
Meski demikian, Tarisya mencatat bahwa omzet tahun ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan momentum HUT RI tahun 2024 lalu. Di mana, pada tahun sebelumnya omzet bisa mencapai dua digit.
Dia menuturkan, hal tersebut lantaran acara untuk memeriahkan HUT RI di Berau pada tahun ini hanya sedikit, tidak sebanyak tahun sebelumnya yang hampir diselenggarakan di seluruh wilayah.
“Antusiasme masyarakat tahun ini juga cukup tinggi, apalagi setelah adanya berbagai kegiatan yang kembali digelar secara meriah. Tapi jika dibandingkan dengan tahun lalu, omzet kami turun sekitar 40 persen,” ungkapnya.
Meski menghadapi tantangan tersebut, Tarisya tetap optimistis. Ditambah, perusahaan terus menjalankan berbagai strategi untuk menarik lebih banyak pelanggan, termasuk memaksimalkan promosi dan pemesanan melalui media sosial dan platform online lainnya.
“Kami aktif promosi di Instagram dan Facebook, juga menerima pemesanan via WhatsApp. Kami juga terus rajin meminta para penyewa kita untuk memberi review di Google, agar mereka yang mencari jasa penyewa kebaya bisa mendapatkan honest review,” kata Tarisya.
Ia mengatakan, hal tersebut terbukti cukup efektif untuk menjangkau pelanggan, terutama generasi muda yang lebih sering mencari informasi melalui internet.
Tarisya juga berharap pemerintah daerah dan komunitas masyarakat dapat terus mendukung kegiatan kebudayaan yang melibatkan busana tradisional, agar kecintaan masyarakat terhadap pakaian adat seperti kebaya tetap terjaga, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.