BERAU TERKINI – Tak ada yang menyangka, niat sederhana seorang pendatang untuk sekadar berbagi makanan justru menjadi pintu lahirnya sebuah usaha kuliner yang kini dikenal masyarakat Berau.

Adalah Rosalia Citra Novianda, seorang pendatang asal Malang, Jawa Timur, yang sukses membangun usaha yang diberi nama Butterpuff. 

Perempuan akrab disapa Ocha ini pertama kali datang ke Berau pada awal 2021, tepat pada masa pandemi Covid-19.

Kala itu, statusnya masih sebagai karyawan di salah satu perusahaan di Jakarta dan bekerja dengan sistem work from anywhere (WFA).

“Niat awal datang ke Berau hanya untuk berkunjung ke tempat suami bekerja,” ungkap Ocha saat berbincang dengan Berauterkini di kediamannya.

Ocha berkisah, di sela kunjungan tersebut, terlintas ide untuk membuat sesuatu bagi teman-teman kantor suami serta tetangga sekitar kontrakan.

Ocha pun mencoba membuat lasagna, salah satu pasta khas Italia yang saat itu masih sangat jarang, bahkan belum ada di Berau.

Tak disangka, dari berbagi lasagna kepada tetangga dan rekan suami, Ocha mendapat respons positif. Bahkan, ada yang langsung memintanya untuk membuatkan kembali. 

“Dari situ mulai melihat tuh peluang bisnis yang bisa dikembangkan,” jelasnya.

Pada Maret 2021, perusahaan tempat Ocha bekerja mengalami penurunan pendapatan yang berujung pada lay-off besar-besaran.

Ia termasuk salah satu karyawan yang terdampak. Namun, hal itu tak membuatnya patah semangat.

“Saya percaya, ketika satu pintu tertutup, pintu lain akan terbuka,” kenangnya.

Benar saja, dari momen itulah lahir Butterpuff. Di awal perjalanannya, Ocha mempromosikan Butterpuff dengan berbagai cara. Mulai dari mulut ke mulut melalui teman dekat dan rekan kantor suami, hingga memanfaatkan media sosial dengan menggandeng beberapa influencer ternama di Berau untuk meningkatkan awareness dan engagement pembeli baru.

Selain itu, ia juga memanfaatkan momentum Ramadhan 2021 dengan menjual hampers khusus, yang membuat Butterpuff semakin dikenal.

Namun, di akhir 2021, perjalanan Butterpuff sempat terhenti karena Ocha kembali bekerja kantoran sekaligus menjalani masa hamil muda.

Setelah hiatus sekitar satu tahun, Butterpuff akhirnya kembali hadir pada Maret 2023 dengan wajah baru dan menu yang lebih beragam.

Jika sebelumnya fokus pada olahan pasta, kini Butterpuff juga menghadirkan klapertart, mango sticky rice, dan berbagai menu unik lainnya yang jarang ditemui di Berau.

Meskipun menu unik menjadi daya tarik tersendiri, Ocha mengakui keterbatasan bahan baku masih menjadi tantangan.

“Awal bikin lasagna itu susah banget cari kulit/pasta lasagna. Jadi harus pesan online dari luar kota atau bahkan request khusus ke toko bahan kue. Sampai sekarang, tantangan itu masih ada,” ungkapnya.

Karena kendala bahan baku, beberapa menu Butterpuff awalnya hanya bisa dipesan lewat sistem pre-order. Namun, kini beberapa menu sudah tersedia setiap hari, terutama saat Car Free Day (CFD).

Dalam produksinya, Ocha kerap melibatkan anak-anak SMA hingga mahasiswa untuk membantu.

Selain meringankan tenaga, ia percaya hal ini juga menjadi jalan untuk menambah relasi sekaligus menjangkau pasar anak muda.

“Karena target pasar saya banyak anak muda, bekerja sama dengan mereka itu win-win. Mereka bisa belajar, sekaligus ikut bantu promosi,” jelasnya.

Lebih jauh, Ocha mengaku dulu bercita-cita menjadi wanita karir. Ia pernah membayangkan masa depannya di balik meja kantor. Namun, setelah menikah dan melalui banyak proses kehidupan, pandangannya berubah.

“Dulu saya pikir wanita karir itu harus kerja kantoran. Tapi setelah punya usaha sendiri, saya sadar karir bisa dibangun dari mana saja, selama memberi manfaat bagi diri sendiri dan dampak baik bagi orang lain. Kalau dulu saya ingin berkarir di perusahaan besar, sekarang justru saya ingin membuka peluang karir untuk orang lain lewat Butterpuff,” terangnya.

Bagi Ocha, Butterpuff adalah bukti bahwa usaha bisa lahir dari keterbatasan. Meski berlatar belakang pendidikan bisnis dan tidak memiliki dasar memasak maupun baking, ia percaya usaha kuliner tetap bisa berkembang selama terus belajar.

Kini, ia pun rutin mengikuti kursus memasak dan sekolah kuliner untuk meningkatkan kualitas produk Butterpuff.

Tak hanya fokus pada pengembangan menu, Butterpuff juga terus memperkuat legalitas usahanya. Saat ini Butterpuff sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) serta sedang dalam proses mengurus sertifikasi halal melalui program yang difasilitasi Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau.

“Saya ingin orang mengenal Butterpuff karena mereka percaya pada kualitas dan pelayanan yang baik. Saya juga berharap Butterpuff bisa memberi dampak positif bagi orang sekitar,” pungkas Ocha. (*/Adv)