Foto: Lokasi penyeberangan motor Jembatan Sambaliung
TANJUNG REDEB – Pengerjaan perbaikan Jembatan Sambaliung sepertinya benar akan terlaksana di 2023. Sebab, proyek yang dikelola Pemerintah Provinsi Kaltim itu telah selesai lelang dan mendapati PT Belawa Maha Karya sebagai pemenang tender. Sehingga, kemungkinan perbaikan akan berjalan sesuai rencana pada April 2023 medatang.
Sekretaris Komisi III DPRD Berau, Muhammad Ichsan Rapi tentu mendukung perbaikn jembatan tersebut. Namun, dirinya mendorong Pemerintah Kabupaten Berau untuk tidak melupakan dampak sosial dari proses perbaikan jembatan tersebut.
“Harus dipikirkan Pemkab, dampak sosialnya ini seperti apa,” terang Daeng Icang-sapaan akrabnya pada Selasa (28/3).
Terlebih, Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) yang mencapai 2000 kendaraan per hari perlu dipikirkan. Hal itu yang didorong oleh dirinya agar Pemkab Berau bisa memperhitungkan dengan baik dampak sosial yang akan ditimbulkan.
“Bayangkan itu banyaknya yang lalu lalang, apakah mampu,” jelasnya.
Menurutnya, jika melihat persiapam sebelumnya hal itu dirasa belum cukup. Sehingga, permasalahan ini tidak bisa dianggap remeh apalagi perbaikan akan segera dilaksanakan.
“Kita dukung perbaikan (jembatan) itu, namun masalahnya orang-orang mau lewat mana,” tuturnya.
Mobilitas yang tinggi merupakan penghubung antara Kecamatan Sambaliung dan pusat Kabupaten Berau di Kecamatan Tanjung Redeb. Tak hanya kegiatan umum, tetapi juga tak sedikit anak-anak yang tinggal di Tanjung Redeb bersekolah di Sambaliung atau sebaliknya.
“Atau kegiatan ekonomi juga yang mengandalkan jembatan itu mau dilewatkan kemana,” tuturnya.
Ia mendorong Pemkab Besau bisa bergerak cepat untuk mengitung ulang atau melakukan simulasi kembali terkait sarana penyebrangan pengganti yang akan mengangkut masyarakat bahkan kendaraan bermotor.
“Kalau saya pesimis itu, bisa menyebrangkan banyak orang,” ucapnya.
Terlebih, kondisi Sungai Kelay yang kerap mengalami pasang dan surut juga harus diperhitungkan. Bagaimana manuver alternatif penyebrangan saat terjadinya pasang surut harus diperhitungkan matang-matang agar tidak menimbulkan dampak sosial yang lebih besar.
“Kalau pasang surut seperti apa, bisa melintas atau melakukan manuver tidak nanti,” ujarnya.
Dirinya menegaskan bahwa Pemkab Bedau sebaiknya tidak gegabah dan memperhitungkan dengan seksama dan teliti terkait persiapan alternatif penyebrangan yang akan menggantikan Jembatan Sambaliung selama masa perbaikan. Sehingga masyarakat tidak merasa kesulitan selama proses perbaikan berlangsung nantinya.
“Itu harus dipikirkan pemkab, dampak sosialnya ya yang harus diperhatikan baik-baik,” pungkasnya. (Sen)