Foto: Tangkapan layar video yang tersebar di platform sosial media Tik-Tok dan Youtube.

TANJUNG REDEB – Pemkab Berau angkat bicara setelah video hoaks unggahan oknum tak bertanggungjawab merekayasa suasana seolah Bupati Berau Sri Juniarsih, sebagai perempuan menyampaikan khotib saat salat idul fitri viral di media sosial.

Video tersebut viral di beberapa platform sosial media, seperti Snack Video, YouTube, Facebook hingga Tik-Tok. Yang telah ditonton ratusan ribu orang pengguna sosmed tersebut.

Dalam video itu Bupati Berau Sri Juniarsih dinarasikan seolah menjadi seorang khotib yang menyampaikan syiar agama setelah salat Ied 1444 H di Masjid Agung Baitul Hikmah.

Pada Kamis (4/5/2023) kemarin, Diskominfo Berau bersama Kemenag Berau, PHBI, Prokopim Setda Berau, hingga pengurus Masjid Baitul Hikmah Tanjung Redeb. Meluruskan kabar bohong yang meresahkan masyarakat itu.

Kasubbag TU Kemenag Berau Rahman Dukka, mengatakan bila perempuan berbaju putih yang ada dalam video tersebut merupakan Bupati Berau yang memberikan sambutan sebelum salat Ied 1444 H dimulai.

Sri Juniarsih diminta oleh panitia penyelenggara salat Ied untuk memberikan sambutan sebagai kepala daerah. Bukan sebagai penceramah.

Menilik jadwal, panitia telah menyiapkan waktu khusus kepada khatib untuk memberikan ceramah agama setelah salat ied dilaksanakan.

“Setiap tahun agendanya memang seperti itu, kepala daerah diberikan waktu untuk sambutan sebelum salat ied di mulai,” kata Rahman.

Menurut penelusuran Pemkab Berau, video asli tersebut diunggah salah seorang jamaah salat Ied ke sosmed Snack Video.

Video tersebut diunggah oleh pemilik akun tanpa dibubuhi keterangan apapun. Hanya video. Berdurasi sekitar 1 menit 40 detik. Sesaat setelah dilangsungkan salat Ied.

Pengunggah video tersebut pun tidak mengetahui bila video tersebut telah disalahgunakan oleh oknum tak bertanggungjawab.

“Pengunggah tidak mengetahui bila videonya telah disalahgunakan oleh orang lain,” jelasnya.

Rahman pun menegaskan kegiatan pemberian sambutan oleh kepala daerah telah rutin dilaksanakan sejak 1990-an. Sehingga sambutan bukan pertama kali dilakukan oleh Bupati saat ini.

“Rangkaian itu kami tegaskan tidak dilakukan setelah salat ied,” tegasnya.

Atas kekeliruan tersebut, pihak Pemkab Berau meminta kepada pembuat konten untuk memberikan klarifikasi kepada publik agar tak terjadi kesalahpahaman yang bakal merugikan pihak yang tercatut dalam konten tersebut.

Termasuk pula pembuat konten diminta agar merubah narasi judul hingga thumbnail gambar. Agar penonton lainnya tidak menerima pesan yang tidak benar alias hoaks.

“Kami meminta kepada masyarakat agar berhati-hati dalam membuat konten, terutama yang menyinggung soal agama,” pesan dia.

Pemerintah pun belum mengambil langkah hukum. Dikatakan Ketua PHBI Berau Hendratno, pemerintah menunggu itikad baik dari pembuat konten agar memberikan klarifikasi sesuai harapan.

Pemerintah lebih memilih menggunakan jalur pendekatan persuasif kepada pembuat konten. Mengingat saat ini masuk dalam bulan penuh kebaikan yakni bulan syawal dalam kalender islam.

“Ini bulan syawal. Jadi kami harap kepada pembuat konten untuk mengerti bahwa informasinya keliru dan perlu diperbaiki,” kata dia.

Penting diketahui, dalam pantauan awak media ini konten yang disebar oleh oknum tersebut di sosmed Facebook dan Tik-Tok telah dihapus. (*)

Reporter: Sulaiman