TANJUNG REDEB – Dinas Pangan Berau memprediksi bahwa stok beras masih aman hingga akhir tahun 2025.
Kepala Dinas Pangan Berau, Rakhmadi Pasarakan mengatakan hal tersebut didorong oleh adanya panen raya di Kampung Buyung-Buyung pada Sabtu, (16/8/2025) mendatang, dan tambahan stok beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari pemerintah pusat.
“Saya prediksi stok beras di Berau ini masih aman hingga akhir tahun, malah kalau saya lihat stoknya ini meningkat dibandingkan dengan stok beras tahun lalu,” jelasnya kepada Berauterkini.co.id, Kamis (14/8/2025).
“Apalagi minggu depan ada panen raya dari Kampung Buyung-Buyung, sehingga produksi beras padi sawah di Berau akan bertambah sebanyak 129,5 ton,” ucapnya.

Lebih lanjut, Rakhmadi Pasarakan menyebut ketersediaan beras di Berau saat ini masih mencapai 3.349 ton, dan kebutuhannya yang sebanyak 2.108 ton.
“Jadi kami masih punya neraca beras 1.241 ton. Maka stok beras masih aman bahkan hingga akhir tahun. Adapun ketersediaan beras ini gabungan dari impor dan lokal,” imbuhnya.
Di sisi lain, ia mengatakan bahwa Dinas Pangan bersama Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Berau, terus mendorong dan memberikan dukungan kepada para petani padi agar mereka semangat dalam menjaga lahan sawahnya.
Adapun bentuk dukungan tersebut antara lain yakni, dengan memberikan alat tanam pertanian seperti retovator yang diberikan langsung dari pemerintah pusat, insentif pupuk, dan pelatihan penanaman padi kepada para petani baru.
“Selain itu, kami juga terus mengapresiasi kerja keras para petani yang mampu menjaga produksi meski dihadapkan pada perubahan cuaca ekstrem yang ada di Berau,” kata Rakhmadi.
Komitmen Bulog Serap Beras Lokal
Selaras dengan hal ini, Kepala Perum Bulog Berau, Lucky Ali Akbar, mengungkapkan bahwa Bulog berkomitmen untuk menyerap 10 persen produksi beras lokal dari sentra padi di Berau pada 2025.
Upaya ini dilakukan untuk mendukung pengembangan sektor pertanian lokal dan mengakomodasi hasil panen petani.
Menurut Lucky, serapan beras lokal belum dapat terlaksana pada 2024 karena masa panen padi lokal telah lewat. Namun, formulasi penyerapan telah dirancang untuk mulai diterapkan pada tahun depan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan sentra padi, terutama di Kampung Buyung-Buyung. Karena panen padi lokal hanya dua kali setahun dan luas lahannya tidak terlalu besar, kami harus membuat formulasi yang pas. Selain itu, kualitas beras, seperti tingkat patahan, juga menjadi perhatian kami,” jelas Lucky.

Bulog sempat berencana memulai serapan pada Desember 2024. Namun, stok padi di sentra penggilingan di Buyung-Buyung telah habis.
Oleh karena itu, fokus serapan diproyeksikan dimulai pada musim panen berikutnya, yang diperkirakan berlangsung pada Maret hingga April 2025.
“Kami akan memulai dari Buyung-Buyung sebagai sentra penggilingan padi, tetapi tidak menutup kemungkinan membuka kerja sama dengan kampung lain. Petani atau mitra yang ingin bekerja sama dengan Bulog tidak dipungut biaya apa pun. Persyaratannya hanya KTP dan NPWP, yang bisa langsung dikoordinasikan dengan kami,” tambahnya.
Lucky menjelaskan, Bulog menerapkan standar kualitas tertentu untuk beras yang diserap. Untuk kategori beras premium, tingkat patahan maksimal adalah 15 persen, sedangkan untuk medium toleransinya hingga 25 persen. Jika di atas standar tersebut, diperlukan perlakuan khusus untuk memenuhi kriteria.