BERAU TERKINI – Panen perdana program penanaman jagung 1 Juta hektare yang dikawal Polri di Kampung Batu Rajang, Kecamatan Segah, berbuah manis.
Lahan seluas 2 hektare yang dilakukan penanaman pada Mei 2025, diproyeksikan mampu menghasilkan jagung hibrida 5-10 ton dalam waktu tiga bulan masa tanam.
Rabu (13/8/2025), Polsek Segah bersama Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Berau, PT Inhutani I, dan PT Hutan Sanggam Berau menggelar panen jagung perdana di Kampung Batu Rajang.
Kapolsek Segah, Iptu Lisinius Pinem, menyatakan, kegiatan tersebut menjadi kabar gembira atas hasil positif pertanian dan perkebunan di Berau.
Sebab, hasil kerja keras bersama tersebut kini dapat dilihat nyata dengan target peningkatan ekonomi bagi masyarakat kampung yang menjadi motor utama program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
“Kami mulai dari 21 Januari, dari arahan Pak Kapolri Listyo Sigit Prabowo dan sekarang sudah berbuah hasil,” kata Pinem.
Dia mengatakan, pada akhir tahun nanti, sebanyak 1 juta hektare tanaman jagung di seluruh Indonesia dapat terwujud, di mana saat ini masih sekitar 500 ribu hektare.
Khusus di Segah, terdapat 8 perusahaan yang telah berpartisipasi aktif dalam program tersebut. Tercatat, sebanyak 35 hektare lahan berstatus Area Penggunaan Lain (APL) telah ditanami jagung.
“Kabarnya, PT HSB akan menambah luas menjadi 5 hektare jagung. Kami proyeksikan sampai akhir tahun nanti jadi 40 hektare di Segah,” kata dia.
Kepala DTPHP Berau, Junaidi, menambahkan, pemerintah daerah selalu terbuka dengan program bantuan bagi para petani jagung.
Tak tanggung-tanggung, pihaknya menyediakan bantuan langsung berupa pupuk, benih hingga alat pertanian yang dapat menunjang produksi jagung.
Tidak hanya itu, DTPHP Berau juga menyiapkan tenaga penyuluh pertanian yang merupakan program anyar pemerintah pusat untuk memastikan proses produksi hingga pemasaran hasil pertanian.
“Kami sudah siapkan bantuan pupuk dan benih. Nanti semoga alsintan bisa diterima oleh petani,” ujarnya.
Program pemerintah saat ini, kata dia, tak hanya menyediakan lahan untuk ditanami jagung. Namun, juga telah menyiapkan program bibit jagung komposit.
Harapannya, petani tak akan kebingungan ketika hendak mendapatkan bibit unggul yang bisa dihasilkan langsung dari hasil lahan petani.
“Jadi tidak hanya menanam hasil, tapi ada bibit yang bisa kita produksi. Biar tidak andalkan dari luar, seperti dari Jawa,” terangnya.
Terkait kepastian pasar, dia menegaskan, saat ini Perum Bulog menghargai jagung ipil petani sebesar Rp6,5 ribu per kilogram. Petani pun dapat mendistribusikan langsung hasil panen tersebut tanpa melalui tengkulak yang diakui kerap menjadi masalah.
Sementara itu, Camat Segah, Noor Alam, menyambut baik program prioritas pemerintah tersebut. Sebab, dengan adanya program tersebut, pemberdayaan masyarakat pun dapat meningkat.
“Ini baik untuk pemberdayaan masyarakat,” kata dia.
Dia mengapresiasi peran aktif perusahaan yang dapat melihat potensi tersebut sebagai peluang jangka panjang. Program ini dinilai sebagai bentuk penyaluran program sosial perusahaan yang nyata dan saling memberdayakan di tengah masyarakat.
“Program pemberdayaan ini sangat baik untuk kampung kami. Saya titip kakam bisa kawal ini dengan serius,” pesannya.
Sebagai pemberi status lahan yang ditanami jagung, Plt Senior Executive Vice President Perencanaan dan Pemasaran PT Inhutani I, Amas Wijaya, memberikan kabar baik bila di Segah memiliki potensi perluasan lahan pertanian jagung hingga 200 hektare.
Hanya saja dibutuhkan pematangan program penanaman jagung tersebut. Petani harus memastikan kampung dapat membuat lahan tersebut produktif dengan melakukan masa tanam dan panen sebanyak dua kali dalam setahun.
“Lahan yang berstatus APL ini harus produktif dari masa tanam dan panen,” pesan Amas.
Dalam skema ekonomi kampung yang dihasilkan dari produksi jagung skala besar, pemerintah dan perusahaan mesti berkomitmen dengan pemberdayaan masyarakat. Yakni melalui pendampingan pemerintah kampung dan penyuluh pertanian lapangan (PPL).
Termasuk pula akses jalan untuk memperlancar proses transportasi guna mengirim hasil panen ke perusahaan. Sebab, harga akan menjadi sangat mahal ketika biaya transportasi justru lebih besar ketimbang biaya produksi.
Kemudian, penting pula bagi Bank Himbara untuk memberikan pinjaman lunak bagi para petani yang memiliki visi untuk meningkatkan hasil pertanian agar lebih maksimal.
“Semoga ke depan bisa lebih meningkat,” harapnya. (*)