BERAU TERKINI – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Berau kembali mengoperasikan truk yang dilengkapi mesin penyedot lumpur milik untuk melakukan penyedotan sedimentasi.

Dalam simulasi yang digelar Selasa (12/8/2025) pagi, setidaknya tiga truk dikerahkan untuk menyedot sedimentasi lumpur yang berada di Jalan Pulau Panjang, Tanjung Redeb.

Truk tersebut terdiri dari truk penyedot lumpur yang dibantu truk pemadam kebakaran milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan truk bak terbuka milik Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK).

Sebelum disedot ke tangki truk penyedot lumpur yang berkapasitas 5.000 liter itu, mulanya lumpur keras dibuat mencair oleh mobil damkar.

Setelah disedot, lumpur yang ditampung di tangki akan dioper ke truk bak terbuka untuk dibuang ke ruang yang telah disiapkan.

Namun, ada kendala saat skema tersebut dijalankan. Lumpur tak bisa disemburkan ke truk bak lantaran kekurangan daya untuk mendorong dalam jumlah besar.

Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) DPUPR Berau, Hendra Pranata, mengatakan, pihaknya menjalankan skema tersebut sebagai tindak lanjut arahan Bupati Berau Sri Juniarsih.

Meski proses percobaan penyedotan lumpur belum maksimal, pihaknya akan berupaya mencari cara agar alat tersebut dapat difungsikan untuk menyedot sedimentasi lumpur di aliran drainase yang dibangun DPUPR Berau.

“Kami akan mencari cara terbaik, sesuai arahan bupati,” ujar Hendra.

Dia menyampaikan, truk tersebut merupakan pengadaan DPUPR Berau pada 2024 senilai Rp3 miliar. Truk itu difungsikan untuk memastikan setiap drainase dapat berfungsi normal.

“Ini jadi masalah kemudian, ketika drainase sudah dibangun, tapi ada sedimentasi lumpur, air tak lancar menuju sungai kalau hujan,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Berau, Gamalis, yang sempat meninjau langsung penerapan skema itu meminta DPUPR Berau untuk mencari formula terbaik memaksimalkan alat anyar tersebut.

Dia tak ingin alat yang telah dibeli menggunakan anggaran pemerintah tersebut tak berfungsi maksimal. Ketika formula itu sudah paten, nantinya dapat diterapkan di semua titik yang terdapat sedimentasi lumpur dalam jumlah besar.

“Maksimalkan kerja alat itu agar masalah banjir bisa kita urai,” tuturnya.

Dia pun akan membahas kebutuhan penambahan alat baru ketika kerja alat yang ada saat ini telah maksimal.

“Kalau sudah benar bisa kita ajukan untuk pengadaan alat baru,” tegasnya.

Sekretaris DLHK Berau, Masrani, menyatakan, pihaknya selalu bersedia untuk menerjunkan pasukan kuning ketika dibutuhkan untuk membantu operasi penyedotan lumpur.

Dirinya berharap, kolaborasi lintas lembaga pemerintah daerah ini dapat menjawab kebutuhan penting masyarakat terkait penanganan banjir di Berau.

“Ini telah sesuai dengan arahan bupati,” tegasnya. (*/Adv)