Foto: Ilustrasi stunting
TANJUNG TEDEB- Penanganan stunting masih menjadi persoalan yang harus diselesaikan di Kabupaten Berau. Pasalnya, angkanya masih cukup tinggi, sementara harus ada upaya kongkret yang harus dilakukan, tidak hanya sekedar program sesaat.
Wakil Ketua DPRD Berau, Syarifatul Syadiah mengatakan bahwa stunting perlu menjadi agenda berkepanjangan agar peta stunting di Berau dapat diminimalkan.
Apalagi, hingga saat ini angka prevalensi stunting di Kaltim terbilang tinggi yakni mencapai 23,9 persen. Naik 1,1 persen ketimbang tahun 2021 yang tercatat 22,8 persen.
Sedangkan, target Pemprov Kaltim pada 2024 adalah, dapat menurunkan hingga menjadi 14 persen.
“Dari 10 Kabupaten/Kota yang masuk dalam anggka tertinggi, Berau berada di peringkat tujuh yakni 21,6 persen,” ungkapnya.
Menurutnya, permasalahan stunting di Kabupaten Berau tidak boleh dianggap sepele. Sebab stunting kini menjadi isu nasional, sehingga penanganannya di Kabupaten Berau harus bisa dituntaskan.
Ditambahkan Syarifstul, stunting tidak sekedar mengenai pertumbuhan anak yang terhambat saja. Tapi juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal. Hal ini menyebabkan, kemampuan mental dan belajar anak di bawah rata-rata.
“Karena ini berhubungan langsung tumbuh kembang dan kecerdasan anak. Untuk itu diperlukan kerjasama dan upaya serius dari Pemkab Berau. Dengan program yang benar-benar on point dan berkelanjutan,” katanya.
Selain itu, sosialisasi juga tetap penting untuk dilakukan. Agar, para kaum ibu mengetahui betapa pentingnya gizi yang cukup mulai sejak menikah hingga melahirkan.
“informasi sejak dini bagi ibu hamil dengan mensosialisasikan baik dari asupan ibu hamil, vitamin dan sebagainya agar bayi yang terlahir dari rahimnya sehat. Ini peran yang penting bagi Pemkab, bagaimana bisa mengakomodir itu semua,” katanya.
Dia juga menyebutkan, Dinas Kesehatan Berau juga sudah memiliki program untuk pelajar SMA yang akan menjadi calon ibu. Dimana, bekal mereka untuk dapat menjadi ibu harus memperhatikan dan menjaga kesehatannya
Selain itu, pencegahan anemia untuk remaja putri juga sangat diperlukan, karena penyakit tersebut sangat menentukan kondisi bayi yang akan dilahirkan.
“Kalau dia anemia, cikal bakal anak yang dikandungnya nanti akan kekurangan gizi, bisa gizi buruk, dan stunting. Semoga Pemkab dan OPD terkaitnya dapat membuat program yang benar-benar tepat untuk menekan angka stunting di Berau,” pungkasnya. (/ADV)