Foto: Wisata Pulau Besing, Kecamatan Gunung Tabur
TANJUNG REDEB,- IMAM Sy Qohhar baru saja menjadi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Berau pada 2019 ketika dosennya memberikan tugas kuliah. Ia diminta menyusun sebuah karya tulis ilmiah bertema pariwisata. Setelah mengumpulkan berbagai ide, Imam memutuskan desa tempat tinggalnya sebagai objek tulisan.
Belum lama sebelum masuk kuliah, Imam teringat kunjungan tiga wisatawan dari Belanda ke desanya. Para pelancong itu datang dengan berjalan kaki ke Kampung Pulau Besing, Kecamatan Gunung Tabur, Berau. Tujuan mereka cukup “aneh” bagi warga setempat. Tiga wisatawan itu ingin melihat-lihat bekantan.
Dari peristiwa itu, Imam berhasil menyusun karya tulisberjudul “Dampak Ketertarikan Warga Asing terhadap Primata Bekantan di Pulau Besing.” Dosen itu rupanya tertarik. Dosen tersebut berulang kali menanyai Imam mengenai desanya. Tidak lama kemudian, dosen tadi bersama beberapa rekannya menyatakan ingin menjadikan Kampung Pulau Besing sebagai desa binaan. Mereka pun mulai mengadakan pelatihan Bahasa Inggris kepada penduduk dan remaja desa.
Sayang seribu sayang, wabah Covid-19 datang tanpa diundang. Semua aktivitas termasuk sektor pariwisataterhenti. Berbagai pelatihan yang sudah dijadwalkan urung berjalan. Padahal, nama Kampung Pulau Besing berikut satwa bekantan mulai tersiar ke mana-mana.
Di tengah pandemi tersebut, Dinas Kebudayaan danPariwisata Berau menaruh perhatian kepada Kampung Pulau Besing. Disbudpar mendatangi desa tersebut untuk memberi motivasi, arahan, serta bimbingan mengenai desa wisata.
Usaha itu tidak sia-sia. Manakala wabah mulai berkurang pada Januari 2022, desa sudah siap untuk bangkit. Imam dan kawan-kawan pun sudah tidak sabar mewujudkan impian yang tertunda dua tahun lamanya.
“Kami terus mengikuti pelatihan dari Disbudpar sembari menata Kampung Pulau Besing,” tutur Imam yang lahir di desa tersebut pada 17 Februari 2000.
Tidak sampai setahun, Kampung Pulau Besing kedatangan wisatawan. Rombongan fotografer, pelancong, dan penulis dari Jakarta tiba pada Februari 2022. Seorang di dalam rombongan tersebut sebenarnya adalah narasumber yang diundang untuk mengisi pelatihan pemandu wisata. Narasumber itu tertarik dengan Desa Pulau Besing. Ia datang tak sendirian. Teman-temannya dari Jakarta dibawa serta.
Rombongan ini meminta paket wisata dua hari satu malam. Imam dan remaja Kampung Pulau Besing, dibantu DisbudparBerau, menyiapkan konsep paket wisata tersebut. Mereka menyusun paket perjalanan dengan trip utama adalah susur sungai melihat bekantan. Rombongan dari Jakarta itu puas bahkan berniat kembali lagi.
“Kedatangan rombongan itu memberi banyak pelajaran dan ilmu bagi kami,” tutur Imam yang merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Putra dari pasangan Harsono dan Syahriyahitu melanjutkan, para wisatawan memberikan banyak saran dalam mengelola desa. Pulau Besing disebut berpotensi menjadi desa wisata unggulan. Ada banyak hal-hal menarik di kampung tersebut yang tidak ditemukan di desa wisata manapun.
Memperkenalkan Pulau Besing
Imam lulus kuliah pada 2022. Kampung Pulau Besing sudah banyak dikenal. Imam memutuskan meniti karier sebagai pemandu wisata. Ia membuat media sosial Instagram untuk memperkenalkan desanya. Berbagai kegiatan wisata di Kampung Pulau Besing diunggah di Instagram. Banyak respons positif yang datang. Orang-orang pun mulai berkunjung ke Pulau Besing.
“Sebagai pemandu wisata, saya banyak mendapat teman dari wisatawan yang datang ke sini. Contohnya dari Exotic Kaltim,” tuturnya. Imam mendapat banyak masukan, saran, dan pengalaman dari teman-teman Exotic Kaltim. Mereka bahkan dengan senang hati membantu dan mengajari Imam mengenai cara mempromosikan wisata lewat media sosial.
Media sosial Pulau Besing pun kaya dengan konten. Imam sering berkolaborasi dengan akun media sosial wisatawan. Bersama teman-teman dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bekiau Pulau Besing, Imam aktif mengadakan kegiatan. Momen dan hal-hal menarik, unik, dan bernilai di Kampung Pulau Besing terus dilempar ke Instagram resmi Pokdarwis dan Desa Wisata Pulau Besing.
Berbagai upaya itu berbuah manis. Banyak pihak yang melirik desa tersebut. BUMA Jobsite Lati adalah satu di antaranya. Perusahaan datang untuk membantu Pulau Besing menjadi desa wisata yang dikenal dan didatangi banyak orang. BUMA mendampingi Imam dan kawan-kawan untuk mengelola media sosial dan media promosi Pulau Besing. Berkolaborasi dengan fotografer profesional bernama Nurhadi Pratama, BUMA ikut mem-branding Kampung Pulau Besing. Instagram desa ditata ulang sekaligus membuat dan mengelola media sosial yang lain.
Tampilan media sosial promosi Desa Wisata Pulau Besingberubah total. Akun Instagram @wisatapulaubesingdipercantik. Foto, konten, penulisan caption, hingga pembuatan paket wisata dirancang semenarik mungkin.Dampaknya luar biasa. Pengikut akun tersebut bertambah pesat.
Kunjungan dan pemesanan paket susur sungai Desa Wisata Pulau Besing juga meningkat. Sebelum pendampingan dari BUMA, Pulau Besing rata-rata menerima dua kunjungan dalam sebulan. Sekarang, bisa menembus delapan kunjungan dalam sebulan. Saking banyaknya pelancong, Imam dan kawan-kawan sampai kewalahan. Mereka tidak bisa melayani semua wisatawan yang ingin dijemput dari Tanjung Redebatau yang memesan paket wisata pada hari kerja. Masalahnya, Imam satu-satunya pemandu wisata di desa tersebut.
BUMA yang melihat permasalahan tersebut berupaya membantu. Langkah pertama BUMA Jobsite Lati adalah melatih remaja-remaja Pulau Besing. Mereka mengikuti pelatihan content creator, pengelolaan media sosial, teknik dasar fotografi, serta materi pelatihan lainnya yang serupa. Pendampingan BUMA tersebut berjalan selama enam bulan.
“Kami merasakan manfaat yang luar biasa dari pendampingan tersebut,” terang Imam.
Para remaja yang dilatih BUMA itu terdiri dari mahasiswa, pelajar SMK, SMA, dan SMP. Jumlah mereka 15 orang dan membentuk tim bernama Remewis atau Remaja Membangun Wisata. Tim ini dinaungi Pokdarwis dan sudah mendapatkan dua kali pelatihan dari BUMA.
Imam ingin pelatihan tersebut juga meningkatkan kemampuan dan skill remaja desa. Target utama Imam adalah menjadikan mereka sebagai pemandu wisata lokal Pulau Besing. Selain mendapatkan ilmu dan pengalaman, mereka bisa menerima fee dari memandu wisata.
Berkat kerja keras, sinergi, dan kerja sama banyak pihak, Desa Wisata Pulau Besing meraih sejumlah prestasi. Kampung ini masuk 300 besar ADWI desa wisata se-Indonesia, empat besar Lomba Pokdarwis yang diadakan Berau Coal dengan total hadiah Rp 500 juta, serta juara tiga Pokdarwis yang diadakan Disbudpar Berau.
Mengenai kehadiran BUMA, Imam berharap perusahaan terus melanjutkan pendampingan, pelatihan, dan bantuan. Kapasitas SDM di desa Pulau Besing perlu ditingkatkan. Bantuan dari pihak ketiga itu sangat penting bagi Pulau Besing menuju desa wisata unggulan di Indonesia dan dunia. (*)