Foto by Dody Darmady : Tampak udara Kampung Pegat Bukur.

SAMBALIUNG – Sekitar 2000an warga Kampung Pegat Bukur, Sambaliung belum merasakan aliran air Bersih. Demi memenuhi kebutuhan dapur dan mandi, 70 persen warga memanfaatkan air dari Sungai Kelay. Sisanya menggunakan sumur air resapan.

Kondisi itu diceritakan, Kepala Kampung Pegat Bukur Suharyadi Kusuma, dalam gelaran Musrenbang Kecamatan 2023, di Kecamatan Sambaliung, beberapa waktu lalu.

Ditemui awak media Berau Terkini, Suharyadi berujar air sungai sudah menjadi konsumsi warga. Baik dari kalangan usia dewasa hingga anak-anak. Sejak 20 tahun belakangan ini.

“Hanya itu mata air yang kami andalkan di kampung, sisanya pakai sumur air resapan,” kata Suharyadi.

Agar tak terlalu berbahaya, air yang berwarna kuning kecoklatan, bakal ditimba kemudian diendapkan dalam wadah penampung. Didalamnya, diisi penjernih air atau kaporit.

Air sungai yang tidak sehat itu, lalu ditambah bahan kimia kerap membuat warga menderita diare. Sehingga menyesaki puskemas kecil yang berada di sekitar perkampungan.

“Airnya saja tidak sehat, bagaimana kami yang ada disana bisa hidup sehat,” ujarnya.

Dia mengaku, selalu mengusulkan pembuatan saluran air bersih di Pagat Bukur sekira dalam dua pertemuan Musrenbang Kecamatan.

Artinya, selalu menjadi usulan prioritas yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Namun sayang, hingga kini air bersih masih urung dinikmati warga kampung.

“Sudah sering diusulkan, tapi belum ada juga realisasi,” jelas dia.

Suharyadi menegaskan, bila masyarakat kampungnya siap saja membayar iuran bila air bersih mengaliri Pagat Bukur. Sebab, hanya kebutuhan tersebut yang belum terpenuhi di wilayah tersebut. Sementara listrik dan kebutuhan dasar lain sudah tersedia.

“Kami mengusulkan itu karena memang prioritas, semoga tempat kami jadi sentra SPAM. Yang bisa aliri air ke tiga kampung lainnya,” ujar dia.

Menjawab itu, Direktur Perumdam Air Minum (PDAM) Batiwakkal Saipul Rahman, menerangkan pihaknya telah menyiapkan skema pemenuhan air bersih di kampung Pegat Bukur.

Nantinya, pipa induk berada di Pegat Bukur. Kemudian mengaliri air bersih ke tiga kampung di sekitarnya. Mulai Bena Baru, Inaran hingga Tumbit Dayak.

“Pilihannya ada dua. Ikut pipa SPAM Labanan, atau pipa induk sendiri,” jelas Saipul.

Namun sebelumnya, pihak PDAM akan membuat pertemuan khusus dari Bapelitbang dan Dinas PUPR. Demi memastikan kajian dapat dirampungkan pada tahun ini.

Pertemuan itu bakal membahas banyak soal ketersediaan anggaran yang dimilki oleh Daerah. Bila mencukupi, tidak menutup kemungkinan dalam pertemuan Musrenbang selanjutnya permasalahan tersebut sudah teratasi.

“Kami akan adakan pertemuan khusus untuk menyelesaikan permasalah ini. Yang pasti banyak membahas soal kebutuhan anggaran,” bilang dia. (*)

Reporter: Sulaiman