Foto: Jembatan Sambaliung yang kini kondisinya sangat memprihatinkan.
TANJUNG REDEB- Ditengah rencana perbaikan jembatan Sambaliung, muncul beberapa opsi dengan membangun jembatan baru agar masyarakat tidak lagi bergantung pada jembatan yang ada saat ini. Namun pembangunan jembatan baru itu ada dua opsi. Diantaranya, opsi jembatan kembar, dan jembatan Kelay III.
Menurut Wakil Ketua I DPRD Berau, Syarifatul Syadiah mengatakan, berbicara soal jembatan itu bukan hanya konstruksinya saja. Tetapi bagaimana, akses pendekat dalam mobilisasi masyarakat lebih aman dan nyaman.
“Dengan dibukanya jalan baru, maka akan ada pertumbuhan pembangunan, usaha, dan ekonomi baru,” ujarnya, Kamis (9/3/2023).
Sementara menurut Syari, sapaan akrabnya, kalau hanya sekedar jembatan kembar, tidak menambah perekonomian. Sementara, berbeda dengan pembangunan jembatan Kelay III, yang sudah ada DED atau perencanaan untuk jembatannya.
“Kami merasa, lebih baik dibuatkan jembatan dengan lokasi yang baru. Sehingga, akses dari kampung satu ke kampung lainnya lebih dekat dan akan ada pertumbuhan ekonomi di sana,” katanya.
Adapun berkaitan dengan anggaran, salah satu kebijakannya ada di DPRD. Diakui Syarifatul, bahwa pihaknya sudah mengetok dan setuju terkait pembangunan jembatan baru.
Hanya, dari penganggarannya dibatalkan karena ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti lahan harus clean and clear. Semoga di anggaran murni 2023 ini, Pemkab Berau dapat menyelesaikan lahan yang ada, dan di ABT sudah dapat dilkukan pembebasan lahan.
“Sehingga di murni 2024 dapat dilakukan bangun konstruksi jembatan Kelay III,” jelasnya.
Adapun anggaran yang sempat diketuk palu beberapa tahun lalu berkisar Rp 250 miliar. Dan memang kata dia, anggaran tersebut tidak sedikit.
Dan sekarang menurutnya, anggaran sekarang sudah sangat mumpuni untuk membangun jembatan itu. Namun karena faktor teknis, belum memungkinkan. Apalagi pelaksanaan eksekusinya juga dilakukan oleh eksekutif.
“Jadi walaupun kami sudah mengetok dan setuju, tapi eksekutif belum siap, lahan belum siap juga. Ya mau tidak mau harus diikuti. Daripada jadi temuan kan. Tapi tahun itu masih kadi prioritas di tahun 2024,” pungkasnya. (/).
Reporer: Hendra Irawan