Foto: Momen pelepasliaran ikan Sapan di Sungai Segah, Teluk Bayur, oleh KLK Kaltim Region bersama Dinas Perikanan dan perwakilan PT Berau Coal, pada Kamis (2/3/2023).
TELUK BAYUR – Kuala Lumpur Kepong atau dikenal KLK Kaltim Region, melakukan aksi kepedulian terhadap lingkungan wilayah perairan, Sungai Segah, Teluk Bayur, Berau.
Kamis (2/3/2023) sore, ditemani jajaran petinggi di Dinas Perikanan, manajemen KLK Group dan perwakilan PT Berau Coal, melepaskan sekitar 5000 ekor benih ikan Sapan di Sungai Segah.
Ditemui awak media usai melakukan pelepasan benih ikan, Manajer Humas KLK Region Kaltim Djoko Rahmadi mengatakan aksi tersebut merupakan bentuk keseriusan perusahaan dalam menyalurkan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
“Jadi kami bekerjasama dengan Pemkab Berau melalui Dinas Perikanan untuk melepaskan ikan endemik di Sungai Segah ini,” kata Djoko.
Agenda penyaluran TJSL yang dilakukan setiap tahun ini, selalu berangkat dari rekomendasi para ahli. Sehingga dalam penyaluran bantuan akan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar.
Meski sempat sempat tertunda lantaran benih ikan membutuhkan waktu yang lama untuk dikembangbiakkan pada 2022 lalu, pihak perusahaan memutuskan tetap menunggu benih ikan Sapan.
Pasalnya ikan yang bernama latin Tor Soro tersebut merupakan jenis yang direkomendasikan oleh Dinas Perikanan Berau dan merupakan jenis ikan khas yang hanya hidup di perairan Berau.
“Jadi kami tetap menunggu benih yang direkomendasikan. Biar sungai yang kita tempati sekarang ini tetap lestari,” ujar dia.
Ihwal lokasi pelepasan bibit ikan, dia menerangkan bila sungai Segah merupakan lokasi yang telah ditentukan oleh Dinas Perikanan Berau.
“Lokasi ini sesuai dengan rekomendasi dari Dinas Perikanan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Berau Dahniar Rahmawati, menerangkan kegiatan tersebut dilakukan bermula dari penurunan kualitas air sungai di Berau.
Sehingga dalam konsultasi antara perusahaan dan Dinas Perikanan diputuskan agar mencari benih ikan Sapan yang mampu beradaptasi dengan ambang batas kualitas air di Sungai Segah. Pun 5000 benih ikan tersebut mampu bernilai ekonomis untuk warga di sekitar Sungai Segah. Karena ikan tersebut dapat dikonsumsi.
“Ikan Sapan ini toleran terhadap pencemaran Juga ikan ini bisa diperjualbelikan di pasar lokal,” terang Dahniar.
Ikan yang hidup di arus air yang deras tersebut, telah melewati proses rekayasa budidaya. Sehingga masih akan bertahan hidup di perairan yang tenang. Ikan pun baru akan siap dikonsumsi sekitar satu sampai dua tahun ke depan.
“Selain ikan Sapan, ikan lain juga bakal dilepasliarkan di perairan Sungai Segah,” ujarnya.
Diakhir, dirinya berpesan kepada warga sekitar untuk dapat membantu melestarikan ikan Sapan. Sebab, ikan tersebut bakal bernilai fantastis bila diperjualbelikan di pasar lokal.
“Kami ajak warga sekitar untuk turut melestarikan ikan endemik yang hanya hidup di perairan Berau,” pinta Dahniar, menutup wawancara dengan awak media.
Reporter: Sulaiman