TANJUNG REDEB – Dinas Sosial Kabupaten Berau menunjukkan komitmen dalam memutus rantai kemiskinan, bukan dengan sekadar bantuan sembako, melainkan bantuan jangka panjang berupa pendidikan.

Pada 2024, sebanyak 16 anak dari keluarga kurang mampu diberangkatkan ke Samarinda untuk melanjutkan pendidikan mereka, dari jenjang SD, SMP, hingga SMK. 

Mereka tinggal di sebuah panti sosial dan difasilitasi oleh pemerintah daerah untuk mendapatkan akses pendidikan yang lebih baik.

“Mengentaskan kemiskinan paling efektif lewat pendidikan. Sekarang sekolah sudah gratis, tinggal kemauan anak dan izin orang tua,” ujar Kepala Dinas Sosial Berau, Iswahyudi pada Berauterkini.

Di masa liburan, Dinsos berusaha memulangkan anak-anak ke Berau agar tetap dekat dengan keluarga.

Namun, tidak semua kembali. Ada yang dijemput orang tuanya lalu tidak lagi melanjutkan sekolah.

“Menjaga semangat belajar mereka itu pekerjaan yang tak ringan. Tapi selama mereka serius, kami akan dukung sampai kuliah,” tambahnya.

Iswahyudi menekankan pentingnya keberlanjutan. Lulusan SMK diharapkan bisa langsung bekerja dan membebaskan keluarga dari lingkaran kemiskinan.

Tak hanya lewat jalur formal, Dinsos juga memfasilitasi pelatihan keterampilan bagi anak-anak putus sekolah.

Tahun lalu, beberapa anak diberangkatkan ke Samarinda untuk mengikuti pelatihan dan diberikan modal usaha berupa alat kerja saat kembali ke Berau.

“Kami memang tidak langsung melatih, tapi menyiapkan SDM dari kelompok rentan agar siap dilatih oleh instansi teknis. Sayangnya, tahun ini belum ada program dari provinsi,” ungkapnya.

Namun, pekerjaan ini kerap terbentur masalah di lapangan. Tidak sedikit warga yang bukan tergolong miskin turut berharap mendapat bantuan, bahkan ada yang menuntut lebih setelah dibantu.

Meski demikian, pihaknya tetap berpegang pada misi utamanya untuk membuka akses pendidikan dan keterampilan yang luas bagi mereka yang benar-benar membutuhkan. (*)