Foto: Ketua DPRD Berau Madri Pani
TANJUNG REDEB- Perubahan jadwal penerbangan maskapai Batik Air rute Berau (BEJ) -Surabaya (SUB), Berau (BEJ)-Jakarta (CGK), dari yang jadwal keberangkatannya setiap hari, menjadi Selasa, Rabu, Jumat, dan Minggu.
Tentunya hal ini menjadi pertanyaan di kalangan masyarakat, sebab belum beberapa bulan maskapai tersebut landing di Bandara Udara Kalimarau kini sudah mengurangi jadwal penerbangan.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Berau, Madri Pani mengatakan, permasalahan seperti ini harus langsung ditindak lanjuti oleh kepala daerah untuk mengkaji dan melakukan evaluasi.
Dengan bertemu langsung kepala bandara guna mengkaji langsung moneyvest dari persentasi jumlah penumpang apakah sudah diatas standar yang ada.
“Harusnya kepala daerah memanggil kepala bandara untuk melakukan evaluasi terkait permasslahan ini,” ucap Madri.
Dirinya juga menyampaiakan, seharusnya disesuaikan dengan Memorandum of Understanding (MOU) yang telah dilakukan untuk mendatangkan maskapai Batik Air ke Berau.
Menurutnya, jangan sampai perubahan jadwal penerbangan merubah mindset masyarakat yang selama ini memutuskan untuk menggunakan transportasi darat.
Madri mengakui, selisih harga yang ada sekarang dengan sebelumnya itu sangat jauh.
“selisihnya saja sekarang hampir Rp. 800 ribu,” ungkapnya.
Ia membeberkan, pembanguna sarana dan prasarana serta fasilitas penerbangan yang ada ini bertujuan agar ekonomi masyarakat bisa tumbuh lebih baik.
Oleh karena itu, dengan adanya pesawat besar masyarakat dapat mengirim hasil potensi panen mereka keluar daerah jauh lebih mudah dan cepat.
“Contohnya seperti hasil tambak, jagung, lada, pengirimnya bisa lebih cepat,” jelasnya.
Menurutnya, hal ini juga menjadi salah satu kendala Pemerintah Daerah (Pemda) untuk meningkatkan pariwisata yang ada. Sebab harga tiket yang mahal akan membuat orang berfikir untuk berkunjung ke Berau.
Bahkan bisa jadi mereka akan lebih memilih keluar negeri karena selisih harga yang tidak jauh beda, Namun sekarang harga tiket sudah mulai turun, tapi penerbangan terbatas.
Orang nomor tiga di Bumi Batiwakkal itu memuturkan, pariwisata menjadi tanggung jawab Pemda sehingga perlu memanggil pihak yang bersangkutan guna membahas permasalahan transportasi, untuk menanyakan apakah semua sudah sesuai dengan MOU yang ada.
“Karena saya cek kemarin penerbangan dari Surabaya dan Jakarta itu sudah full,” terangnya.
“Bahkan ada beberapa penerbangan yang dialihkan lewat citilink dan wings,”tambahnya.
Harapannya jangan sampai permasalahan ini mengorbankan masyarakat bawah hanya untuk kepentingan penerbangan saja. (adv)
Reporter: Dini Diva Aprilia